Rabu, 12 Agustus 2009

Tumor Sengon

PENYAKIT KARAT TUMOR/KARAT PURU PADA SENGON LAUT (Uromycladium spp.)

Oleh : Jumali

A. PENDAHULUAN

Penyakit karat tumor /karat puru (gall rust), merupakan salah satu penyakit yang berbahaya pada tanaman sengon laut Paraserianthes falcataria (Miq. Barneby &J.W. Grimes). Dampak penyakit meluas pada semai sampai tanaman dewasa, mulai dari menghambat pertumbuhan sampai mematikan tanaman. Pulau Jawa merupakan salah satu pusat penghasil kayu sengon terbesar di Indonesia. Epidemik penyakit karat tumor/karat puru bias terjadi pada tanaman sengon secara besar-besaran pada tahun mendatang. Hal ini tentu saja akan berpengaruh kuat pada peta pengusahaan tanaman sengon di Jawa serta prospek pengembangan produk berbasis kayu sengon. Oleh karena itu perlu dipikirkan langkah-langkah terbaik untuk mengendalikan penyakit tersebut.

Adapun langkah-langkah konkrit hanya bisa diambil apabila kita telah mempunyai dasar-dasar pengetahuan tentang penyakit karat tumor/karat puru meliputi:

1. Penyebab penyakit karat tumor/karat puru, perilaku, serta cara penyebaran maupun siklus hidupnya.

2. Gejala dan akibat yang ditimbulkan.

3. Faktor lingkungan maupun faktor dalam tanaman itu sendiri yang mendukung atau menghambat terjadinya penyakit

Mengingat keberadaan penyakit karat tumor/karat puru terutama di daerah Kabupaten Sleman sudah mencapai tingkat epidemi, maka perlu dilaksanakan penanggulangan secara serius. Kerjasama aktif antara pemerintah, masyarakat, LSM, peneliti dan pengusaha serta unsur-unsur terkait lainnya sangat diperlukan untuk mendapatkan solusi/hasil yang terbaik.


B. PENYEBARAN PENYAKIT KARAT TUMOR/KARAT PURU

Sebaran geografis penyakit ini adalah di Australia, New Coledonia, Papua New Guinea (1984), Maluku (1988/1989), Afrika Selatan (1992), Sabah (1993), Philipina (1997), Timor-Timur ( mulai tahun 1998), dan Jawa (mulai 2003). Di Jawa beberapa sentra sengon yang diketahui telah terserang penyakit karat tumor/karat puru antara lain : Lumajang, Jember, Banyuwangi, Probolinggo, Malang, Boyolali, Salatiga, dan Wonogiri. Dari hasil pengamatan para penyuluh kehutanan lapangan, penyakit ini telah masuk Kabupaten Sleman pada tahun 2006 tepatnya di wilayah Kecamatan Turi, awal tahun 2008 menyebar di Kecamatan Cangkringan, serta terakhir pada tahun 2009 sudah merata di wilayah lereng Selatan Gunung Merapi Kabupaten Sleman.

.

C. PENYEBAB DAN PENYEBARANNYA

Penyebab penyakit karat tumor/karat puru pada tanaman sengon laut telah diidentifikasi sebagai jamur karat (Uromycladium tepperianum (Sace.)McAlp.). Jamur karat ini hanya memerlukan 1 inang saja yaitu tanaman sengon laut untuk menyelesaikan seluruh siklus hidupnya. Jamur hanya membentuk satu macam spora yang dinamakan teliospora saja. Secara spesifik, teliospora mempunyai struktur yang berjalur, bergerigi dan setiap satu tangka terdiri dari 3 teliospora. Ukuran spora berkisar antara lebar 14-20 um dan panjang 17-28 um (Rahayu dan Lee, 2007).

Tiliospora mudah diterbangkan oleh angin dari satu tempat ke tempat lain ataupun dari tanaman sengon satu ke tanaman sengon yang lain. Apabila telah mendapatkan tempat sesuai terutama pada bagian tanaman yang masih muda, dan kondisi lingkungannya menguntungkan, teliospora akan berkecambah membentuk basidiospora. Basidiospora ini dapat secara langsung melakukan penetrasi, menembus lapisan epidermis membentuk hypha didalam atau diantara sel-sel epidemis, xylem dan phloem (Rahayu, 2007).

Infeksi dapat terjadi pada biji, semai maupun tanaman dewasa tanaman dilapangan. Semua bagian tanaman meliputi pucuk, cabang, ranting, daun, batang, bunga dan biji dapat terinfeksi oleh jamur tersebut (Franje, 1993 ; Braza, 1997 ; Rahayu dkk, 2005). Pada semai, batang merupakan bagian tanaman yang paling rentan terhadap serangan jamur karat tumor/karat puru (Rahayu dkk,2006).


D. GEJALA SERANGAN

Serangan karat tumor/karat puru ditandai dengan terjadinya pembengkakan (gall) pada ranting/cabang, pucuk-pucuk ranting, tangkai daun dan helai daun. Gall ini merupakan tubuh buah dari jamur. Penyakit karat tumor/karat puru dapat menjadi persoalan yang serius dalam pengelolaan tanaman sengon. Penyebaran penyakit ini sangat cepat, dengan menyerang tanaman sengon mulai dari persemaian sampai lapangan dan pada semua tingkatan umur. Kerusakan serius bila serangan terjadi pada tanaman muda (umu r1-2 tahun), karena titik-titik serangan (gall) bisa terjadi di batang pokok/utama sehingga batang pokok/utama rusak/cacat, tidak dapat menghasilkan pohon yang berkualitas yang tinggi.Penyebab penyakit karat tumor/karat puru yang menyerang tanaman sengon adalah jamur Uromycladium tepperianum. Jamur ini dikenal sebagai jamur karat yang menyerang lebih dari seratus spesies Acaccia, jenis-jenis Paraserianthes/Albizia spp, Racosperma spp. (ketiganya merupakan anggota famili Fabaceae ( =Leguminosae ) menyebabkan pembentukan (gall) yang menyolok pada dedaunan dan ranting pohon. Setiap gall karat tumor/karat puru dapat melepaskan ratusan sampai ribuan spora yang dapat menularkan ke pohon-pohon sekitarnya dengan cepat melalui bantuan angin. Ukuran, bentuk , dan warna gall bervariasi tergantung bagian tanaman yang terserang dan umur gall. Warna gall pada awalnya hijau kemudian berubah menjadi coklat. Warna coklat indikasi bahwa spora-spora yang melimpah siap dilepaskan/terbang.

E. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

1. Pencegahan

a. Untuk serangan karat tumor/karat puru di persemaian: yang menunjukkan gejala-gejala serangan harus segera dicabut dan dimusnahkan/dibakar

b. Untuk pencegahan perluasan karat tumor/karat puru: adanya pengawasan yang ketat terhadap transportasi benih, bibit dan kayu tebangan dari daerah yang telah terserang penyakit karat tumor/karat puru ke daerah yang belum terserang.

c. Pemeliharaan tanaman dengan pemberian pupuk dan penjarangan tanaman

2. Pengendalian

Upaya pengendalian tanaman yang telah terserang penyakit karat tumor/karat puru adalah menghilangkan gall dan bagian tanaman yang terserang sedini mungkin, sebelum gall membesar dan berwarna coklat.. Langkah yang dilaksanakan dengan mematikan sel-sel penyakit karat tumor/karat puru di bagian yang terserang agar tidak tumbuh gall lagi, caranya adalah sebagai berikut :

a. Cara Kemis/kimiawi : spirtus, larutan/bubur garam, larutan/bubur belerang

1. Spritus : Bagian tanaman yang terserang dibersihkan dengan cara mengelupas gall tersebut dari batang/cabang/pucuk. Selanjutnya bagian tersebut dismprot/dioles dengan spirtus.

2. Larutan/bubur garam : 5 kg kapur + 0,5 kg garam + air 5-10 liter diaduk-aduk sampai rata. Bagian tanaman yang terserang dibersihkan dari gallnya, kemudian disemprot/dioles dengan larutan/ bubur garam.

3. Larutan/bubur belerang : 1 kg kapur + 1 kg belerang + air 10-20 liter diaduk-aduk sampai rata. Bagian tanaman yang terserang dibersihkan dari gallnya, kemudian bagian tersebut disemprot/dioles larutan /bubur belerang.

b. Cara mekanik : memotong pucuk, cabang ranting yang ditumbuhi gall.

1. Pucuk, cabang ranting yang ditumbuhi gall dipotong dan dikumpulkan, kemudian disemprot/disiram dengan sprirtus atau larutan/bubur garam atau larutan/bubur belerang.

2. Pucuk, cabang ranting yang ditumbuhi gall dipotong dikumpulkan, kemudian dibakar atau dipendang dalam tanah.

Catatan : jangan sekali-kali memotong pucuk, cabang, ranting yang ditumbuhi gall dibuang disembarang tempat, karena akan menyebarkan spora penyakit karat tumor/karat puru lagic.

c. Cara rotasi tanaman:

1. Menghindari penanaman sengon untuk sementara, terutama di dataran tinggi yang berkabut.

2. Penggantian sengon sebagai tanaman pokok, dengan jenis-jenis FGS ( tanaman cepat tumbuh dan menghasilkan) yang potensial tidak menjadi inang jamur Uromycladium spp., yaitu jenis-jenis famili Fabaceae/Leguminosae, seperti Acacia spp, Paraserianthes/Albizia spp dan Racosperma spp.

d. Cara pemulian tanamanDicari individu-individu pohon sengon yang tahan terhadap penyakit karat tumor/karat puru, benihnya diambil dijadikan bibit, untuk penanaman selanjutnya.

F. LANGKAH PENANGGULANGAN

Status penyakit karat tumor/karat puru di pulau Jawa, terutama di wilayah Kabupaten Sleman telah mencapai tingkat epidemik/serius/gawat. Secara umum berdampak negative terhadap penurunan produksi pohon sengon, industri perkayuan, ekonomi dan sosial. Oleh karenanya perlu segera ada kerja sama pemerintah, peneliti, Lembaga Swadaya Masyarakat, pengusaha, tokoh-tokoh masyarakat, masyarakat serta pihak-pihak lain yang terkait untuk menanggulangi penyakit karat tumor/karat puru pada tanaman sengon.

Kamis, 02 April 2009

pembuatan pestisida nabati tembakau

PEMBUATAN PESTISIDA NABATI TEMBAKAU

Bahan:
  1. daun tembakau
  2. air
  3. deterjen
Alat:
  1. ember
  2. penghalus/blender
  3. pengaduk
  4. pisau
cara pembuatan
  1. sediakan 20-30 daun tembakau/ tembakau yang sudah kering
  2. sediakan juga air sebanyak 4 liter pada ember
  3. rajang/ potong - potonglah dengan pisau atau haluskan daun tersebut
  4. campurkan juga detergen sebanyak satu sendok teh
  5. rendam potongan daun tersebut selama 1 malam
  6. saring hasil rendaman tersebut.
cara aplikasi
hasil saringan pestisida tersebut ditambahkan air hingga volume menjadi 20 liter larutan. setelah di encerkan maka langsung semprotkan pada tanaman yang akan disemprot. waktu yang baik untuk penyemprotan adalah pada saat pagi hari.
pestisida ini dapat digunakan untuk mengendalikan hama kelas insekta, baik hama dengan tipe mulut penggigit pengunyah seperti ulat, maupun hama dengan tipe mulut penusuk penghisap,seperti kutu.

pestisida nabati

PESTISIDA NABATI


Dampak Negatif dari Penggunaan Pestisida Kimia

Petani selama ini tergantung pada penggunaan pestisida kimia untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Selain yang harganya mahal, pestisida kimia juga banyak memiliki dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Dampak negatif dari penggunaan pestisida kimia antara lain adalah:

  1. Hama menjadi kebal (resisten)
  2. Peledakan hama baru (resurjensi)
  3. Penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen
  4. Terbunuhnya musuh alami
  5. Pencemaran lingkungan oleh residu bahan kimia
  6. Kecelakaan bagi pengguna

Kira-kira sudah berapa lama petani menggunakan pestisida kimia ini? Jadi bisa dibayangkan sendiri akibatnya bagi tanah pertanian di Indonesia. Aku pernah melihat sendiri bagaimana petani awam menggunakan pestisida kimia ini. Sungguh sangat berlebihan. Ketika aku tanyakan padanya mengapa dia menggunakannya dengan dosis sangat tinggi, jawabnya:”kalau tidak banyak ngak manjur”. Nah..lho…!!!!

Keunggulan dan Kekurangan Pestisida Nabati

Alam sebenarnya telah menyediakan bahan-bahan alami yang dapat dimanfaatkan untuk menanggulangi serangan hama dan penyakit tanaman. Memang ada kelebihan dan kekurangannya. Kira-kira ini kelebihan dan kekurangan pestisida nabati.

Kelebihan
  1. Degradasi/penguraian yang cepat oleh sinar matahari
  2. Memiliki pengaruh yang cepat, yaitu menghentikan napsu makan serangga walaupun jarang menyebabkan kematian
  3. Toksisitasnya umumnya rendah terhadap hewan dan relative lebih aman pada manusia dan lingkungan
  4. Memiliki spectrum pengendalian yang luas (racun lambung dan syaraf) dan bersifat selektif
  5. Dapat diandalkan untuk mengatasi OPT yang telah kebal pada pestisida kimia
  6. Phitotoksitas rendah, yaitu tidak meracuni dan merusak tanaman
  7. Murah dan mudah dibuat oleh petani
Kelemahan
  1. Cepat terurai dan daya kerjanya relatif lambat sehingga aplikasinya harus lebih sering
  2. Daya racunnya rendah (tidak langsung mematikan bagi serangga)
  3. Produksinya belum dapat dilakukan dalam jumlah besar karena keterbatasan bahan baku
  4. Kurang praktis
  5. Tidak tahan disimpan


Fungsi dari Pestisida Nabati

Pestisida Nabati memiliki beberapa fungsi, antara lain:

  1. Repelan, yaitu menolak kehadiran serangga. Misal: dengan bau yang menyengat
  2. Antifidan, mencegah serangga memakan tanaman yang telah disemprot. Rasanya ngak enak kali….
  3. Merusak perkembangan telur, larva, dan pupa
  4. Menghambat reproduksi serangga betina
  5. Racun syaraf
  6. Mengacaukan sistem hormone di dalam tubuh serangga
  7. Atraktan, pemikat kehadiran serangga yang dapat dipakai pada perangkap serangga
  8. Mengendalikan pertumbuhan jamur/bakteri


Bahan dan Cara Umum Pengolahan

  • Bahan mentah berbentuk tepung (nimbi, kunyit, dll)
  • Ekstrak tanaman/resin dengan mengambil cairan metabolit sekunder dari bagian tanaman tertentu
  • Bagian tanaman dibakar untuk diambil abunya dan dipakai sebagai insektisida (serai, tembelekan/Lantana camara)

Contoh beberapa tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati:


MIMBA (Azadirachta indica)

Mengandung senyawa aktif azadirachtin, meliantriol, dan salanin. Berbentuk tepung dari daun atau cairan minyak dari biji/buah. Efektif mencegah makan (antifeedant) bagi serangga dan mencegah serangga mendekati tanaman (repellent) dan bersifat sistemik. Mimba dapat membuat serangga mandul, karena dapat mengganggu produksi hormone dan pertumbuhan serangga.

Mimba mempunyai spectrum yang luas, efektif untuk mengendalikan serangga bertubuh lunak (200 spesies) antara lainL belalang, thrips, ulat, kupu-kupu putih, dll. Disamping itu dapat juga untuk mengendalikan jamur (fungisida) pada tahap preventif, menyebabkan spora jamur gagal berkecambah. Jamur yang dikendalikan antara lain penyebab: embun tepung, penyakit busuk, cacar daun/kudis, karat daun dan bercak daun. Dan mencegah bakteri pada embun tepung (powdery mildew). Ekstrak mimba sebaiknya disemprotkan pada tahap awal dari perkembangan serangga, disemprotkan pada dun, disiramkan pada akar agar bisa diserap tanaman dan untuk mengendalikan serangga di dalam tanah.


AKAR TUBA (Deris eliptica)

Senyawa yang telah ditemukan antara lain adalah retenon. Retenon dapat diekstrak menggunakan eter/aseton menghasilkan 2 – 4 % resin rotenone, dibuat menjadi konsentrat air. Rotenon bekerja sebagai racun sel yang sangat kuat (insektisida) dan sebagai antifeedant yang menyebabkan serangga berhenti makan. Kematian serangga terjadi beberapa jam sampai beberapa hari setelah terkenal rotenone. Rotenon dapat dicampur dengan piretrin/belerang. Rotenon adalah racun kontak (tidak sistemik) berpspektrum luas dan sebagai racun perut. Rotenon dapat digunakan sebagai moluskisida (untuk moluska), insektisida (untuk serangga) dan akarisida (tungau).


TEMBAKAU

Senyawa yang dikandung adalah nikotin. Ternyata nikotin ini tidak hanya racun untuk manusia, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk racun serangga Daun tembakau kering mengandung 2 – 8 % nikotin. Nikotin merupakan racun syaraf yang bereaksi cepat. Nikotin berperan sebagai racun kontak bagi serangga seperti: ulat perusak daun, aphids, triphs, dan pengendali jamur (fungisida).

daftar tanaman obat

Nama Tanaman : KUMIS KUCING

Nama Ilmiah : Orthosiphon stamineus

Khasiat :

- diuretik

- peluruh batu ginjal

Nama Tanaman : JAHE

Nama Ilmiah : Zingiber officinale

Khasiat :

- masuk angin

- batuk kering

- muntah

- pelancar haid

Nama Tanaman : KUNYIT

Nama ilmiah : Curcuma domestica

Khasiat :

-antidiare

-karminatif

-bersih darah nifas

-hepatoprotektor

Nama Tanaman : LIDAH BUAYA

Nama ilmiah : Aloe vera

Khasiat :

- penyubur rambut

- sembelit

- batuk rejan

Nama Tanaman : SIRIH

Nama ilmiah : Piper betle

Khasiat :

- encok, demam nifas

- antibau keringat-radang mata

Nama Tanaman :SOSOR BEBEK

Nama ilmiah :Kalanchoe pinnata

Khasiat :

- penurun panas

- diare

- diuretika

Nama Tanaman : TEMULAWAK

Nama Ilmiah : Curcuma xanthorrhiza

Kahasiat :

- antidiare

- kolagogum

- laktagoga

Nama Tanaman : BROTOWALI

Nama Ilmiah : Tinospora tuberc.

Khasiat :

- penurun panas

- tonikum

- encok

Nama Tanaman : KEMBANG SEPATU

Nama ilmiah : Hibiscus rosasinensis

Khasiat :

- batuk

- penurun panas

- bunga : batuk, flu

Nama Tanaman : KENCUR

Nama Ilmiah : Kampferia galanga

Khasiat :

- masuk angin

- radang lambung

- beras kencur

Nama Tanaman : BELIMBING WULUH

Nama Ilmiah : Averrhoa bilimbi

Khasiat :

- darah tinggi, diuretika

- daun: diabetes

- bunga: batuk, seriawan

Nama Tanaman : BELUNTAS

Nama ilmiah : Pluchea indica

Khasiat :

- anti bau badan

- pengatur haid

Nama Tanaman : SAMBILOTO

Nama Ilmiah : Andrographis pann.

Khasiat :

- radang tenggorok

- daun: penurun panas

- cacingan

Nama Tanaman : MANGKOKAN

Nama Ilmiah : Nothopanax

Khasiat :

- sukar kencing-bengkak

- anti BB

Nama Tanaman : DAUN DEWA

Nama Ilmiah : Gynura procumbens

Khasiat :

- anti diabetes

- penurun panas

- anti nyeri/bengkak

Nama Tanaman : KECUBUNG

Nama Ilmiah : Datura fastuosa

Khasiat :

- anti diare

- asma

- anti eksim

Nama Tanaman : ANDELEM

Nama Ilmiah :

Khasiat :

Wazir

Nama Tanaman : ATI-ATI

Nama Ilmiah : Plectransthus scubellarioides

Khasiat :

- Sakit Paru

- Obat Luka

Nama Tanaman : BANGLE

Nama Ilmiah : Zingiber purpureum

Khasiat :

Mengobati alergi

Nama Tanaman : BELUNTAS

Nama Ilmiah : Pluchea indica

Khasiat :

Hilangkan BB

Nama Tanaman : CIPLUKAN/LETUP

Nama Ilmiah : Physalis angulata

Khasiat :

Darah Tinggi

Nama Tanaman : CABE RAWIT

Nama Ilmiah : Capsicum frutescens

Khasiat :

Ambeien

Nama Tanaman : CABE JAWA

Nama Ilmiah : Capsicum annum

Khasiat :

Demam

Nama Tanaman : DAUN ENCOK

Nama Ilmiah : Plumbago zeylanica

Khasiat :

Anti rematik

Nama Tanaman : DAUN DEWA

Nama Ilmiah : Gynura procumbens

Khasiat :

- Sakit Jantung

- Rematik

- Kutil

Nama Tanaman : DANGDANG GEULIS

Nama Ilmiah :

Khasiat :

Hipertensi

Nama Tanaman : DAUN JINTEN

Nama Ilmiah : Cumini fructus

Khasiat :

- Sariawan

- Pengharum BB

Nama Tanaman : ENCENG GONDOK

Nama Ilmiah : Clotalaria sp

Khasiat :

Obat galigata

Nama Tanaman : GANDA RUSA

Nama Ilmiah : Gendarussa vulgaris

Khasiat :

- Keputihan

- Sari Rapat

Nama Tanaman : JARAK

Nama Ilmiah :

Khasiat :

- Sariawan

- Perut Kembung

Nama Tanaman : JAHE MERAH

Nama Ilmiah :

Khasiat :

- Masuk Angin

- Rematik

- Sakit Kepala

Nama Tanaman : JAMBU KLUTUK

Nama Ilmiah :

Khasiat :

- Anti diare

- Menghaluskan kulit

Nama Tanaman : JERUK NIPIS

Nama Ilmiah :

Khasiat :

Turun Pns Bayi

Anti ketombe

Nama Tanaman : ANYANG-ANYANGAN

Nama Ilmiah :

Khasiat :

B.a.b. tidak lancar

Nama Tanaman : KECUBUNG

Nama Ilmiah :

Khasiat :

Asma

Nama Tanaman : KECI BELING

Nama Ilmiah :

Khasiat :

Batu Ginjal

Nama Tanaman : KETEPENG

Nama Ilmiah :

Khasiat :

Panu/ Kurap

Nama Tanaman : KUCAI

Nama Ilmiah :

Khasiat :

Darah Tinggi

Nama Tanaman : LAOS/ LENGKUAS

Nama Ilmiah :

Khasiat :

Panu/ Kurap

Eksim

Nama Tanaman : LIDAH BUAYA

Nama Ilmiah :

Khasiat :

Penyubur Rambut

Ambeien

Nama Tanaman : MENIRAN

Nama Ilmiah :

Khasiat :

Batu Ginjal

Nama Tanaman : MINDI

Nama Ilmiah :

Khasiat :

Diabetes

Hipertensi

Nama Tanaman : MINT

Nama Ilmiah :

Khasiat :

Harum Nafas

Nama Tanaman : PALI

Nama Ilmiah :

Khasiat :

Lever

Kanker

Nama Tanaman : PINANG

Nama Ilmiah :

Khasiat :

Eyakulasi dini

Sperma Encer

Nama Tanaman : PELADANG

Nama Ilmiah :

Khasiat :

Lancar ASI

Nama Tanaman : PETAI CINA

Nama Ilmiah :

Khasiat :

Diabetes

Cacing Kermi

Nama Tanaman : PUTRI MALU

Nama Ilmiah :

Khasiat :

Anti stres

Ambeien

Nama Tanaman : PACE/ MENGKUDU

Nama Ilmiah :

Khasiat :

Batuginjal

Hipertensi

Nama Tanaman : SALAM

Nama Ilmiah :

Khasiat :

Maag

Hipertensi

Diabetes

Nama Tanaman : SAMBUNG NYAWA

Nama Ilmiah :

Khasiat :

Kanker

Flu

Amandel

Polip

Nama Tanaman : SUTRA UNGU

Nama Ilmiah :

Khasiat :

Diabetes

Nama Tanaman : SUNGKAI

Nama Ilmiah :

Khasiat :

Hipertensi

Nama Tanaman : SIRIH

Nama Ilmiah :

Khasiat :

Alergi

Keputihan

Sakit Gigi

Nama Tanaman : SERAI

Nama Ilmiah :

Khasiat :

Polip

Nama Tanaman : SIJUNJUNG LANGIT

Nama Ilmiah :

Khasiat :

Sakit Pinggang

Nama Tanaman : SEDINGIN

Nama Ilmiah :

Khasiat :

Panas Bayi

Nama Tanaman : SEMBUNG

Nama Ilmiah :

Khasiat :

Tambah Nafsu Mkn

Nama Tanaman : SALIDRI

Nama Ilmiah :

Khasiat :

Hipertensi

Nama Tanaman : TEMU KUNCI

Nama Ilmiah :

Khasiat :

Lancar Cerna

Pelansing

Nama Tanaman : TEMU LAWAK

Nama Ilmiah :

Khasiat :

Ambeien

Bisul

Senin, 09 Maret 2009

Deskripsi

Pestisida nabati daun mimba dan umbi gadung efektif untuk mengendalikan ulat dan llama pengisap.

Bahan

Daun mimba 1 kg

Umbi gadung 2 buah

Detergen 1 sendok teh

Air 4 liter

Alat

Timbangan

Alat penumbuk

Tempat pencampuran

Pengaduk

Saringan.

Cara Pembuatan

Cara pembuatan pestisida nabati daun mimba dan umbi gadung adalah sebagai berikut.
1.Tumbuk halus 1 kg daun mimba dan 2 buah umbi gadung racun, tambah dengan 4 liter air + 1 sendok teh detergen, aduk sampai rata
2.Diamkan rendaman tersebut selama semalam.
3.Saring larutan hasil rendaman dengan kain halus.
Aplikasi

1.campur air hasil pembuatan pestisida tersebut dengan air hingga mencapai 20 liter
2.semprotkan larutan hasil penyaringan ke pertanaman.